Salah satu rasio saham paling populer dan perlu diketahui semua investor adalah Price to Earnings Ratio (P/E).
P/E merupakan rasio yang dianggap mampu menuturkan banyak cerita tentang suatu saham, meskipun tetap dibutuhkan rasio lain untuk menuturkan keseluruhan cerita.
P/E merupakan rasio atau perbandingan yang melihat hubungan antara harga saham dan laba perusahaan.
P/E adalah metrik paling populer dalam analisis saham, meskipun jauh dari satu-satunya yang harus Anda pertimbangkan.
P/E dihitung dengan membagi harga saham dengan EPS atau earning per shara (laba setiap saham) suatu perusahaan.
Jika dituliskan dalam persamaan maka menjadi: P/E = Harga Saham/EPS
Sebagai contoh, sebuah perusahaan dengan harga saham Rp. 4.000 dengan EPS Rp. 800 akan memiliki P/E sebesar 5 (atau 4.000/800).
Apa arti dari nilai P/E? P/E memberikan gambaran tentang bagaimana pasar bersedia membayar untuk pendapatan perusahaan.
Semakin tinggi P/E, berarti lebih besar pula kesediaan pasar membayar pendapatan suatu perusahaan.
Sebagian investor menganggap P/E tinggi sebagai tanda suatu saham berharga terlalu mahal, namun bisa pula menunjukkan pasar memiliki harapan tinggi pada masa depan saham tersebut sehingga bersedia menawar dengan harga tinggi.
Sebaliknya, P/E rendah mungkin menunjukkan “mosi tidak percaya” oleh pasar atau bisa berarti merupakan saham tidur yang diabaikan potensinya oleh pasar.
Dikenal sebagai ‘value stocks’’, banyak investor mendapatkan keuntungan besar dengan menemukan saham tidur ini sebelum orang lain menyadarinya.
Berapakah nilai P/E yang tepat? Tidak ada jawaban yang mutlak untuk pertanyaan ini, karena bagian dari jawaban tergantung pada kemauan Anda untuk membayar pendapatan suatu perusahaan.
Semakin Anda bersedia membayar, yang berarti Anda percaya perusahaan memiliki prospek jangka panjang yang baik, semakin tinggi P/E yang akan Anda anggap sebagai nilai yang tepat.
Sebaliknya, investor lain mungkin tidak melihat sesuatu yang Anda lihat dan berpikir P/E yang Anda anggap benar sebagai salah di mata mereka.[]