Reksadana merupakan instrumen investasi sederhana yang cocok untuk banyak orang.
Tidak hanya investor pemula, investor yang sudah lebih berpengalaman juga akan melihat reksadana sebagai salah satu kendaraan investasi yang bisa dipilih.
Terdapat banyak jenis reksadana yang ditawarkan. Salah satu jenis reksadana yang populer adalah reksadana indeks (index fund).
Komposisi portofolio reksadana indeks mengikuti indeks tertentu yang terdapat di bursa saham seperti IDX30 atau LQ45.
Dikenal pula sebagai reksadana yang dikelola secara pasif, reksadana indeks memiliki berbagai kelebihan sekaligus kekurangan.
Bagaimana cara kerja reksadana indeks? Haruskah kita membelinya? Simak video berikut 🙂
Transkrip Video
Reksadana adalah instrumen investasi yang akan cocok dipilih oleh banyak orang.
Alih-alih kita harus memilih sendiri melakukan penjualan, melakukan pembelian, maka kita bisa menyerahkan aktivitas tersebut kepada manajer investasi yang mengelola sebuah reksadana.
Terdapat berbagai macam jenis reksadana yang dijual di pasaran. Ada reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana pasar uang dan ada juga yang dinamakan sebagai reksadana indeks.
Nah, di kesempatan kali ini kita akan lebih banyak membahas tentang apa itu reksadana indeks, cara kerjanya, beserta dengan kelebihan dan kekurangannya.
Jadi, reksadana indeks adalah jenis reksadana dengan portofolio yang disusun untuk mencocokkan suatu indeks di pasar keuangan.
Nah, di Bursa Efek Indonesia itu terdapat beberapa macam indeks, seperti IDX30, LQ45, IDX80 dan beberapa jenis indeks lainnya.
Nah, sebuah reksadana yang mengikuti IDX30, maka reksadana itu akan memiliki portofolio saham yang sama dengan IDX30.
Nah, sebagaimana kita ketahui bahwa IDX30 adalah indeks yang terdiri dari 30 saham yang memiliki kapitalisasi besar serta dengan fundamental yang bagus. ]
Jadi ketika kita memiliki reksadana IDX30 maka kita pun seakan-akan berinvestasi di 30 saham yang menyusun IDX30.
Nah, kemudian reksadana indeks memberikan eksposur pasar yang luas, biaya operasional yang rendah dan turnover portofolio yang rendah.
Eksposur pasar yang luas maksudnya karena kita mengikuti indeks 30, bahkan 80 saham, maka kita seakan-akan berinvestasi pada mayoritas saham yang memiliki kapitalisasi besar. Nah, jadi eksposur pada pasar pun akan menjadi luas.
Nah, kemudian biaya operasional yang rendah karena hanya berinvestasi pada saham yang membentuk suatu indeks, maka tidak akan terjadi sering aksi beli maupun aksi jual.
Padahal kita tahu bahwa saat kita membeli saham atau menjualnya itu biasanya akan diikuti dengan biaya.
Nah, dengan hanya membeli saham-saham yang menyusun sebuah indeks kemudian membiarkannya berkembang begitu saja maka biaya penjualan dan pembelian itu akan bisa diminimalkan.
Turnover portofolio yang rendah karena kita hanya mengikuti indeks saja. Selama yang menjadi penyusun saham suatu indeks itu tidak berubah, maka susunan portofolio kita pun tidak akan berubah.
Reksadana indeks cenderung mengikuti tingkat pengembalian dan risiko pasar. Karena tadi ya, tingkat eksposur kita pada pasar tinggi, maka akhirnya apa yang kinerja reksadana kita itu akan cenderung mengikuti apa yang terjadi di pasar.
Jadi ketika pasar mengalami kenaikan maka kita bisa berharap bahwa reksadana indeks kitapun akan mengalami kenaikan.
Sebaliknya, ketika pasar mengalami penurunan, maka kitapun bisa berharap pula bahwa reksadana indeks kita pun mengalami penurunan.
Teorinya dalam jangka panjang, pasar akan mengungguli investasi tunggal manapun.
Nah, teori ini didasarkan pada bahwa meskipun pasar itu mengalami fluktuasi naik turun, kadang-kadang naiknya lama, kadang turunnya lama, kadang bahkan flat, tetapi dalam jangka panjang, 5 tahun, 10 tahun atau belasan tahun, itu cenderung secara kumulatif pasar itu akan selalu naik.
Nah, dengan kita mengikuti indeks, maka kita bisa menjamin dalam jangka panjang bahwa hasil investasi kita akan mengalami kenaikan, bahkan bisa mengungguli jenis investasi tunggal manapun.
Nah, kemudian berinvestasi dalam reksadana indeks disebut sebagai investasi pasif. Pasif karena ya tadi, kita hanya mengikuti atau meniru portofolio yang menyusun sebuah indeks.
Tidak ada penjualan, tidak ada pembelian, jadi karena relatif sama, relatif tidak banyak aktivitas, maka investasi yang seperti itu dinamakan sebagai investasi yang pasif.
Nah, strategi yang berlawanan dengan investasi pasif adalah investasi aktif dimana manajer investasi melakukan pembelian, penjualan, dan market timing.
Jadi, jenis reksadana lain yang diluar indeks itu biasanya manajer investasi akan aktif melakukan penjualan dan pembelian.
Dia akan memasukkan saham baru kemudian mengeluarkan saham lama berdasarkan hasil analisanya.
Si manajer investasi akan berusaha memaksimalkan imbal balik dari suatu reksadana dan karena dia aktif melakukan analisa, aktif melakukan penjualan, aktif melakukan pembelian, maka jenis investasi tersebut dinamakan sebagai investasi yang aktif.
Nah, kemudian terdapat beberapa jenis kelebihan reksadana indeks. Yang pertama adalah unggul dalam diversifikasi.
Kita memiliki 30 saham, kita memiliki 80 saham yang menjadi penyusun IDX30 atau IDX80, maka berarti kita memiliki diversifikasi yang sangat luas.
Artinya kita tidak hanya meletakkan telur kita pada beberapa keranjang, tapi meletakkannya pada banyak keranjang yang berbeda.
Kemudian keunggulan yang kedua adalah biaya rendah. Tidak ada aksi penjualan dan pembelian yang terlalu sering berarti potongan untuk biaya akan menjadi rendah, sehingga kita bisa lebih memaksimalkan hasil investasi kita.
Kemudian pengembalian jangka panjang yang kuat. Tadi sudah disampaikan bahwa dalam jangka panjang pasar cenderung akan selalu naik kurvanya, maka kitapun bisa berharap bahwa dalam jangka panjang pun investasi kita akan memiliki pengembalian yang baik.
Reksadana indeks juga ideal untuk investor pasif yang hanya membeli dan kemudian menahan hasil investasinya.
Jadi ini cocok untuk seorang investor yang tidak ingin mengutak-atik terlalu portofolionya, dia hanya beli, lihat, dan kemudian menikmati hasilnya di kemudian hari.
Kemudian apa kekurangan dari reksadana indeks? Jadi kekurangan yang pertama adalah rentan terhadap perubahan pasar. Jadi kelebihan itu juga bisa menjadi kekurangan.
Karena dia meniru apa yang terjadi di pasar, maka ketika naik dia naik, namun ketika turun dia pun ikut turun.
Nah, hal ini karena tidak ada intervensi dari manusia. Karena hanya mengikuti indeks, tidak dijual tidak dibeli, maka intervensi pun minim akhirnya juga akan sangat tergantung pada kondisi pasar yang terjadi.
Kemudian kurang fleksibel, karena jika kita sudah membeli sebuah reksadana indeks IDX30 misalkan, maka kita tidak bisa berinvestasi pada saham di luar 30 saham yang membentuk IDX30 tadi.
Kemudian keuntungan terbatas. Nah, yang dimaksudkan keuntungan terbatas itu adalah ketika misalkan ada satu saham yang lagi hot misalkan gitu ya, namun dia tidak masuk dalam indeks yang ada, dia tidak masuk dalam indeks IDX30 misalkan, tapi dia saham itu bagus maka kita sebagai investor tidak akan bisa memanfaatkan peluang itu karena reksadana indeks sudah tercakup dalam hanya saham-saham yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jadi ketika ada saham yang hot, ketika ada saham yang sedang bagus-bagusnya, maka kitapun tidak akan bisa menikmati keuntungan yang diberikan oleh saham tersebut.