Kondisi pasar saham senantiasa berfluktuasi, kadang naik, kadang turun. Saat sedang naik (bull market), tidak ada investor yang tidak merasa puas.
Sebaliknya, saat pasar berada dalam tren turun (bear market), banyak investor yang mendadak panik dan melakukan panic selling. Bull dan bear market adalah siklus normal.
Siklus ini akan selalu terulang dalam kurun waktu tertentu. Tidak ada bull yang permanen, tidak pula terjadi bear yang tanpa akhir.
Apa sih yang dimaksud bear market. Apa saja syarat terpenuhinya kondisi ini? Simak videonya 🙂
Transkrip Video
Saat melakukan investasi saham atau obligasi kita akan mendapati bahwa nilai investasi kita akan mengalami fluktuasi.
Pada kondisi ekonomi yang bagus, pada kondisi politik yang stabil, maka nilai investasi kita akan cenderung naik.
Sedangkan pada kondisi ekonomi yang lesu, saat terjadi krisis politik atau ketika terjadi bencana yang besar, maka nilai investasi kita pun akan mengalami penurunan.
Fenomena naik turunnya kondisi investasi kita di pasar saham itu memiliki istilah tersendiri.
Istilah tersebut dinamakan sebagai bull market dan bear market.
Bull market digunakan untuk menyebut kondisi pasar yang sedang naik, sedangkan bear market digunakan untuk menyebut kondisi pasar yang sedang turun.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan lebih membahas pada apa itu yang dimaksudkan sebagai bear market.
Bear market terjadi ketika pasar mengalami penurunan harga berkepanjangan.
Nah, jadi fluktuasi harian atau fluktuasi mingguan itu masih belum akan masuk dalam kriteria sebagai bear market karena syarat pertama suatu kondisi pasar itu dinamakan bear yaitu ketika harga pasar mengalami penurunan secara berkepanjangan.
Kemudian syarat yang kedua, harga efek atau sekuritas juga harus jatuh hingga 20% atau lebih.
Sekali lagi, fluktuasi kecil yang terjadi secara harian atau mingguan jika tidak melebihi angka 20% maka itu bukan dianggap sebagai bear market, namun hanya dianggap sebagai fluktuasi yang memang normal terjadi.
Nah, tadi sudah disampaikan bahwa lawan dari bear market adalah bull market. Nah, jadi bear digunakan untuk menyebut kondisi pasar sedang turun sedangkan bull digunakan untuk menyebut kondisi pasar yang sedang naik.
Nah, kenapa dinamakan sebagai bear atau beruang? Nah, ini ternyata diambil dari cara beruang ketika berkelahi dengan sesamanya atau ketika mereka sedang menangkap mangsanya.
Jadi, beruang itu cenderung mengayunkan cakarnya kearah bawah. Nah, arah ayunan cakar beruang yang ke bawah ini diambil sebagai simbol bahwa harga di pasar sedang mengalami penurunan.
Nah, ini juga terjadi lawan dari bear yaitu bull market. Nah, orang menggunakan kata bull atau banteng atau sapi jantan karena arah tandukan dari banteng itu biasanya mengarah dari bawah ke atas.
Nah, arah trend ke atas inilah yang kemudian digunakan untuk menyebut kenaikan pasar sebagai bull market.
Bear market bisa berlangsung hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jadi, diulangi lagi bahwa fluktuasi harian atau mingguan itu masih belum akan menjadi justifikasi untuk kita menyebut kondisi pasar sedang dalam kondisi bear.
Bear market juga bisa menjadi penanda penurunan ekonomi secara umum seperti resesi.
Jadi apa yang terjadi di pasar modal, di bursa efek, atau busa sekuritas, itu juga bisa menjadi cerminan tentang kondisi ekonomi secara umum.
Dan bear market yang berlangsung lama tadi bisa pula menjadi penanda terjadinya penurunan ekonomi secara umum seperti resesi.
Nah, kemudian apa yang menjadi penyebab dari bear market? Penyebab bear market sendiri bervariasi dan salah satunya karena ekonomi yang lemah atau melambat.
Jadi tanda-tanda ekonomi yang melambat diantaranya adalah naiknya pengangguran, menurunnya belanja konsumsi dan penurunan laba bisnis,
Jadi sekali lagi bahwa kondisi yang terjadi di bursa efek itu juga bisa menjadi representasi atau cerminan dari apa yang menjadi kondisi ekonomi secara umum.
Bear market orang-orang harus mulai waspada bahwa mungkin itu akan diikuti oleh penurunan ekonomi secara umum.
Nah, ini sebuah data yang terjadi di Amerika bahwa antara tahun 1900 sampai tahun 2018 terjadi 33 kali bear market, sehingga rata-rata di negara mereka, di Amerika, itu bear market terjadi setiap tiga setengah tahun.
Nah, jadi pada satu titik meskipun bear market itu umumnya tidak akan disukai oleh para investor, namun sebagai sebuah siklus di pasar saham bull dan bear itu akan terjadi secara berulang-ulang.
Disini disampaikan bahwa pada kurun waktu 118 tahun terjadi setidaknya 33 kali bear market.
Nah, jadi sebagai investor yang memiliki pemahaman yang baik tentunya kita tidak akan kemudian panik begitu saja ketika pasar mengalami penurunan.
Karena bear itu biasanya memang mungkin akan terjadi dalam waktu tertentu, tapi akan diikuti pula dengan bull. Siklus bear dan bull merupakan dua siklus yang akan saling terjadi.
Jadi ketika terjadi bear, harusnya bukan kita menjadi panik, tetapi tetap tenang dan tidak merealisasikan kerugian dengan malah menjual hasil investasi kita.
Karena pada saat bear inilah sebenarnya harga-harga saham itu menjadi murah.
Jadi, alih-alih kita menjual investasi kita dengan harga yang rendah, alih-alih kita mendapatkan kerugian, justru pada kondisi seperti inilah sebaiknya kita membeli investasi baru dengan menggunakan analisa-analisa yang memadai tentunya, karena pada saat pasar mengalami bear inilah harga saham itu relatif semuanya lebih rendah dan kita yakin bahwa dalam kondisi tertentu, bear tidak akan terjadi secara permanen dan ketika nanti akhirnya pasar berubah menjadi bull, maka kita akan menjadi investor yang mendapatkan hasil memuaskan dari kondisi bear market.